![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgif-lhyGYPSXkLufWIIldaBxRJxh0pYeszymTLcBRBBZkZkMkqsi0PkvJnwe7GuVVlNGKRQh2lw1cN0vgZZLmtcBG9bNXG5AZnnl5lpAdPz3RTy9pvntMcn46u9ICTgLoWbkL_0_cSWjiL/s400/Screenshot-1.png)
Wednesday, November 30, 2011
Lihat nih!
Ternyata saya tidak salah mengagumi orang. Orang yang saya idolakan ternyata adalah orang yang memang banyak diidolakan. Lihat nih ...
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgif-lhyGYPSXkLufWIIldaBxRJxh0pYeszymTLcBRBBZkZkMkqsi0PkvJnwe7GuVVlNGKRQh2lw1cN0vgZZLmtcBG9bNXG5AZnnl5lpAdPz3RTy9pvntMcn46u9ICTgLoWbkL_0_cSWjiL/s400/Screenshot-1.png)
Tuesday, November 22, 2011
Misi di Jogja
Tiket
Teman baik menikah di tanggal 19 November 2011. Dari awal dia beritahu saya tanggal dan lokasi acara, saya sudah pesimis tidak akan bisa menghadirinya. Di Klaten, Jawa Tengah booo. Senin, 14 November 2011 akhirnya kartu undangan dibagikan. Tak disangka, saya ditawari bos untuk mewakili kantor hadir di acara ini. Tapi tidak sendiri. Bersama Shinta, teman dari staff finance.
Transport, makan dan akomodasi menginap dibiayai kantor. Saya terima tawaran ini. Kapan lagi bisa jalan-jalan tanpa mengeluarkan uang, hihihi.
Mulai dari hari selasa kami mengupayakan mendapatkan tiket kereta menuju Jogja. Susah sekali. Tiket habisss semua. Dari kelas eksekutif, bisnis hingga kelas ekonomi. Kebetulan sih saya ga bantuin Shinta untuk carikan tiket karena emang kebetulan saat pencarian tiket itu, saya sedang crowded se-crowded-crowdednya binatang kaki seribu yang kalo papasan saling jabat tangan macam semut gitu. Coba bayangin.
Tibalah hari terakhir kesempatan mencari tiket, jumat. Setelah upaya beli tiket via online sampai antri tiket di hari keberangkatan yang tetap saja tidak bisa dapat tiket, akhirnya yes! Kita dapat. Tiket kelas ekonomi senilan Rp 35.000,- didapat dari calo seharga Rp 100.000,-. Mantap bukan? Berangkat jumat malam pk. 09.00 untuk tiba di Lempuyangan pk. 07.00 pagi.
Kereta Ekonomi
Saatnya meluncur ke St. Senen. Jujur, terakhir saya naik kereta itu kalo ga salah kelas 1 SD, dan saya sudah benar-benar lupa rasanya seperti apa. Jumat malam itu menjadi yang ke sekian kali setelah 15 tahun lalu. Cukup penuh, tapi beruntung berangkat di malam hari. Hawa panas tidak terasa sama sekali. Kami pergi ke Jogja bertiga, saya, Shinta dan Galih (pacarnya Shinta-disuruh jagain kita, hehe). Malam larut tiba. Ternyata begini rasanya naik kereta ekonomi. Tiap malam tiba, mereka siap gelar koran di bawah dan tidur telentang. Ada yang tidur di kolong kursi, bahkan ada yang di jalan gerbong kereta. Saya sih lebih menghargai mereka yang tidur di kolong kursi, karena mereka memakai lahan sendiri untuk keperluan sendiri ketimbang yang tidur di tengah jalan gerbong, yang setiap kita lewat mesti minggir-minggir biar mereka tidak terinjak.
Menginap di rumah teman yang super nyaman saja saya tidak bisa tidur, apalagi di sebuah perjalanan yang memang mengharuskan
Teman baik menikah di tanggal 19 November 2011. Dari awal dia beritahu saya tanggal dan lokasi acara, saya sudah pesimis tidak akan bisa menghadirinya. Di Klaten, Jawa Tengah booo. Senin, 14 November 2011 akhirnya kartu undangan dibagikan. Tak disangka, saya ditawari bos untuk mewakili kantor hadir di acara ini. Tapi tidak sendiri. Bersama Shinta, teman dari staff finance.
Transport, makan dan akomodasi menginap dibiayai kantor. Saya terima tawaran ini. Kapan lagi bisa jalan-jalan tanpa mengeluarkan uang, hihihi.
Mulai dari hari selasa kami mengupayakan mendapatkan tiket kereta menuju Jogja. Susah sekali. Tiket habisss semua. Dari kelas eksekutif, bisnis hingga kelas ekonomi. Kebetulan sih saya ga bantuin Shinta untuk carikan tiket karena emang kebetulan saat pencarian tiket itu, saya sedang crowded se-crowded-crowdednya binatang kaki seribu yang kalo papasan saling jabat tangan macam semut gitu. Coba bayangin.
Tibalah hari terakhir kesempatan mencari tiket, jumat. Setelah upaya beli tiket via online sampai antri tiket di hari keberangkatan yang tetap saja tidak bisa dapat tiket, akhirnya yes! Kita dapat. Tiket kelas ekonomi senilan Rp 35.000,- didapat dari calo seharga Rp 100.000,-. Mantap bukan? Berangkat jumat malam pk. 09.00 untuk tiba di Lempuyangan pk. 07.00 pagi.
Kereta Ekonomi
Saatnya meluncur ke St. Senen. Jujur, terakhir saya naik kereta itu kalo ga salah kelas 1 SD, dan saya sudah benar-benar lupa rasanya seperti apa. Jumat malam itu menjadi yang ke sekian kali setelah 15 tahun lalu. Cukup penuh, tapi beruntung berangkat di malam hari. Hawa panas tidak terasa sama sekali. Kami pergi ke Jogja bertiga, saya, Shinta dan Galih (pacarnya Shinta-disuruh jagain kita, hehe). Malam larut tiba. Ternyata begini rasanya naik kereta ekonomi. Tiap malam tiba, mereka siap gelar koran di bawah dan tidur telentang. Ada yang tidur di kolong kursi, bahkan ada yang di jalan gerbong kereta. Saya sih lebih menghargai mereka yang tidur di kolong kursi, karena mereka memakai lahan sendiri untuk keperluan sendiri ketimbang yang tidur di tengah jalan gerbong, yang setiap kita lewat mesti minggir-minggir biar mereka tidak terinjak.
Menginap di rumah teman yang super nyaman saja saya tidak bisa tidur, apalagi di sebuah perjalanan yang memang mengharuskan
Subscribe to:
Posts (Atom)