Pages

Friday, February 15, 2019

Sapaan Lama

Assalamualaikum, selamat siang semuanya, haloha ha ha ha ...

Berselang 6 tahun 7 bulan saya baru nengok blog ini lagi, jujur lupa banget kalo punya. Dan kalau inget pun sebenarnya agak malas posting sesuatu di sini, karena lebih simple mencurahkan isi hati di Twitter. Follow akun saya ya, hehe.

Tidak akan cerita banyak hal, hanya sekedar info. Saat ini saya sudah menikah dan sudah memiliki seorang putri berusia 4 tahun 11 bulan. Yap betul sekali, Maret besok dia genap 5 tahun dan usia pernikahan saya dengan sang suami tercinta pun genap 6 tahun. Selamaaaat. Paansi gajelas najis.

Menikah dengan pria yang membuat saya luluh di postingan sebelumnya, bisa scroll sendiri.

Benar kata orang, jangan terlalu membenci orang lain karena bisa jadi dia akan menjadi orang yang sangat kamu sayangi. Saat ini, suami dan putri saya jadi 2 orang yang paling saya sayangi selain kedua orang tua. Saking sayangnya, memandang wajah mereka kadang bisa buat saya speechless. Gak tau mau ngomong apa, cuma bisa bersyukur dan bersyukur pada Yang Maha Kuasa. Cuma mau elus pipinya. Cuma mau cium pipinya. Ya Allah, Terimakasih Ya Allah ...

Itu saja. Sayangi keluarga kalian juga ya.

Assalamualaikum dan Bye ...

Monday, July 2, 2012

6 Bulan dalam Kandungan

Setelah menghilang dengan durasi lebih lama dibanding tenggelamnya matahari dalam dunia malam (baca : 6 bulan), akhirnya saya baru ingat kalo ternyata saya punya akun share di sini. He he he …

Luluh

Sedikit saya mau cerita kejadian-kejadian setelah November 2011. Setelah Misi Jogja terlaksana (meskipun tak karuan hasilnya). Alur cerita yang sudah berhasil saya tebak dari awal mula jalan cerita.

Yak, saya luluh olehnya. Luluh oleh kegigihannya berusaha mendapatkan saya. Di titik saya sadar bahwa tidak ada yang salah dengan dia. Di titik saya sadar bahwa sayalah yang salah di sini. Menekan penilaian curang saya terhadap dia, yang memang saya tidak mau terima dia hadir dalam hidup saya. Sampai akhirnya saya jatuh sakit di H-9 Tahun baru 2012. Kondisi drop dengan tubuh tumbang tak berdaya yang mengharuskan saya untuk periksa darah ke dokter dan divonis terkena Tifus. Dia yang kondisinya kerja, setelah tahu saya sakit, dia langsung berinisiatif ke rumah. Saya tolak, jelas. Karna saya butuh istirahat, saya butuh waktu untuk tidak melayani tamu yang datang ke rumah. Tapi dia ngeyel dan tetap memaksa keadaan untuk tetap datang ke rumah.

Takjub. Jarak Pulogadung – Priok ditempuh untuk ke rumah dan singgah di rumah hanya 10 menit. Untuk antar jus dan lihat keadaan. Lepas itu, dia pulang lagi. Damn! Dimulai dari sini lah perasaan Takut Kehilangan saya muncul.

Tahun Baru 2012

Menjelang tahun baru 2012, kondisi saya makin nge-drop. Vonis sakit Tifus saya abaikan dan bawa kerja hingga akhirnya semakin parah dan mesti cek darah lagi. Positif lah saya terkena Hepatitis A. Sakit ini memaksa saya untuk berbaring di kamar rawat inap Rumah Sakit Port Medical Centre tepat pada tanggal 1 January 2012.

Beruntung. Itu perasaan saya setelah mendapati bahwa dia rela menghabiskan waktunya setelah pulang kerja untuk menjaga saya tidur di ruang isolasi rumah sakit ini – penyakit saya memang mengharuskan kondisi isolasi. Semalaman menjaga saya dan dia benar-benar menjaga saya a.k.a tidak tidur untuk mengawasi kondisi saya jika saya membutuhkan bantuannya. 6 hari 5 malam saya dirawat dan full 5 malam dia selalu menjaga tidur saya.

Tulus. Tanggung Jawab. Harapan saya padanya.

Resolusi

Akhirnya jatuh pada topik resolusi. You know what? Resolusi saya di setiap tahun sejak 2009 tidak pernah berubah sedikitpun. Satu kata. Gemuk.

Yap. Awalnya berat badan saya di mid – end 2011 cukup mengesankan. Ideal. Tapi setelah awal tahun ini, membuat saya makin gila dengan resolusi gemuk. Tubuh makin pipih dan makin thin. Nyeeeh~ …

April lalu saya sudah pasrah dan coba minum obat cacing. Tapi sampai saat ini belum ada reaksi apa-apa dari perut saya. Kenapa saya pikir cacing? Karna perut saya aneh. Lapar, dia bunyi. Kenyang, dia juga bunyi. Saya yakin sekali, kalo lapar bunyi itu karna mereka teriak-teriak. Kalo kenyang bunyi, pasti mereka sendawa. Sial! Saya ngasih makan makhluk parasit ini.

Untuk yang baca dan kebetulan tau tips gemuk yang cocok untuk saya, boleh dishare please. Note-nya, saya ini penggemar bakso dan tidak terlalu suka sayur. Kira-kira bagaimana?

Sampe ketemu lain waktu lagi. Thank you.

Wednesday, November 30, 2011

Lihat nih!

Ternyata saya tidak salah mengagumi orang. Orang yang saya idolakan ternyata adalah orang yang memang banyak diidolakan. Lihat nih ...

Tuesday, November 22, 2011

Misi di Jogja

Tiket

Teman baik menikah di tanggal 19 November 2011. Dari awal dia beritahu saya tanggal dan lokasi acara, saya sudah pesimis tidak akan bisa menghadirinya. Di Klaten, Jawa Tengah booo. Senin, 14 November 2011 akhirnya kartu undangan dibagikan. Tak disangka, saya ditawari bos untuk mewakili kantor hadir di acara ini. Tapi tidak sendiri. Bersama Shinta, teman dari staff finance.

Transport, makan dan akomodasi menginap dibiayai kantor. Saya terima tawaran ini. Kapan lagi bisa jalan-jalan tanpa mengeluarkan uang, hihihi.

Mulai dari hari selasa kami mengupayakan mendapatkan tiket kereta menuju Jogja. Susah sekali. Tiket habisss semua. Dari kelas eksekutif, bisnis hingga kelas ekonomi. Kebetulan sih saya ga bantuin Shinta untuk carikan tiket karena emang kebetulan saat pencarian tiket itu, saya sedang crowded se-crowded-crowdednya binatang kaki seribu yang kalo papasan saling jabat tangan macam semut gitu. Coba bayangin.

Tibalah hari terakhir kesempatan mencari tiket, jumat. Setelah upaya beli tiket via online sampai antri tiket di hari keberangkatan yang tetap saja tidak bisa dapat tiket, akhirnya yes! Kita dapat. Tiket kelas ekonomi senilan Rp 35.000,- didapat dari calo seharga Rp 100.000,-. Mantap bukan? Berangkat jumat malam pk. 09.00 untuk tiba di Lempuyangan pk. 07.00 pagi.


Kereta Ekonomi

Saatnya meluncur ke St. Senen. Jujur, terakhir saya naik kereta itu kalo ga salah kelas 1 SD, dan saya sudah benar-benar lupa rasanya seperti apa. Jumat malam itu menjadi yang ke sekian kali setelah 15 tahun lalu. Cukup penuh, tapi beruntung berangkat di malam hari. Hawa panas tidak terasa sama sekali. Kami pergi ke Jogja bertiga, saya, Shinta dan Galih (pacarnya Shinta-disuruh jagain kita, hehe). Malam larut tiba. Ternyata begini rasanya naik kereta ekonomi. Tiap malam tiba, mereka siap gelar koran di bawah dan tidur telentang. Ada yang tidur di kolong kursi, bahkan ada yang di jalan gerbong kereta. Saya sih lebih menghargai mereka yang tidur di kolong kursi, karena mereka memakai lahan sendiri untuk keperluan sendiri ketimbang yang tidur di tengah jalan gerbong, yang setiap kita lewat mesti minggir-minggir biar mereka tidak terinjak.

Menginap di rumah teman yang super nyaman saja saya tidak bisa tidur, apalagi di sebuah perjalanan yang memang mengharuskan

Monday, October 31, 2011

Garam Memang Asin

Akhir-akhir ini sering sekali sakit kepala. Entah karena pekerjaan yang terlalu banyak dan terlalu membuat saya menggunakan isi kepala saya bekerja melebihi kapasitas atau memang saya yang menyakitan atau mungkin sakit kepala biasa yang ditanggapi lebay. Ok!

Sudah 3 tahun bekerja dan merasakan sendiri betapa melelahkannya mencari uang untuk makan sebulan. Sudah memahami perjuangan orang tua saat mencari uang untuk kami anak-anaknya.

Saat tinggal di Bekasi, dulu. Bapak saya yang notabene bekerja di daerah Tanjung Priok, bolak-balik Bekasi – Priok setiap minggu. Jatah makan keluarga selalu diatur ke mama tiap awal minggu. Saya lupa entah karena bapak pulang agak telat dari biasanya atau mama yang kebablasan pakai uang, jatah selama seminggu habis di saat bapak saya belum pulang #jengjeng.

Sangat teringat sekali saat itu kami sedang kelaparan. Menanti bapak pulang sambil membawa makanan untuk kami, tapi tak kunjung datang juga. Nasib.

Mama menyuruh kami untuk bersabar hingga akhirnya mama pun tak sanggup lagi membujuk kami karena mama juga sesungguhnya sudah tidak sabar. Di rumah hanya ada nasi dalam magic jar dan garam di rak makanan. Saat itu saya masih kurang mengerti kenapa mama tidak mau coba pinjam uang tetangga untuk sekedar beli lauk atau mie instan ke warung, maklum anak kecil kelaparan biasanya hanya menyimpan kata makanan di otaknya.

Kehabisan akal, mama ambilkan kami sepiring nasi yang ditaburi garam. Iya. Asin. Kami tau rasanya asin. Perut kelaparan kami membuat otak kami pandai berimajinasi. Anggap saja sepiring nasi garam ini adalah nasi berlauk telor ceplok yang kebetulan digoreng keasinan.

Malamnya bapak pulang dan kami pun cerita soal makanan seadanya tadi siang. Kami tidak menyalahkan bapak sama sekali, kami justru berterima kasih karena bapak telah membuat kami menemukan alternatif makanan jika kami sedang dalam kondisi seperti di atas lagi. Hahaha. Semoga saja tidak.

Alhamdulillah, sekarang-sekarang ini jika kondisi begitu mepet, saya masih sanggup beli mie instan di warung ataupun sebutir telur untuk digoreng :D

Wednesday, October 19, 2011

Tidak Normal

Halo …

saya kembali lagi karena otak saya sedang agak (banyak) tidak normal. Mood untuk ngoceh sedang keluar tapi tidak ada pendengar malam ini. So, saya lari ke sini.

Siang ini super kacau. Report forecast ngebadeg, bos dateng dari Surabaya, report deadstock ga pernah berhenti follow up dan kebetulan otak saya sedang sedeng. Pagi berjalan normal, hanya mood saja yang sangat-sangat terlihat sekali sedang bahagia sampai akhirnya ruangan ditinggal bos untuk meeting dan saya pun ditinggal sendiri, damn!

Sedang serius entry report, sang teman dekat yang memang cewe rada centil (dikit), penggemar dangdut dan salalu memanggil saya 'bhi' mampir ke ruangan yang memang posisinya dekat dengan mushola kantor lantai 2 (dia baru selesai sholat, jadi mampir). Saya yang sedang sibuk, dicolek olehnya, dirangkul, pipi dielus-elus. Dia emang sinting, emang gitu anaknya.

Tapi … kenapa saya jadi ngerasa greget yah?? sampe otak pun mengeluarkan kata-kata ini 'ah elah! Ini akan bikin greget, kalo gw cowo gw pacarin juga lu'. Alamak!

Pikiran makin kacau jelas banget saat itu. Kenapa bisa-bisanya saya nyeletuk itu dalam otak? Kenapa? Bener-bener merasa otak hari ini sangat-sangat-sangat tidak normal.

2 jam terlewat, sudahlah lupakan cerita di atas, itu hanya lintasan sementara kok. Agak sore-an, teman lain ada yang mampir lagi (ruangan saya memang sering disinggahi banyak orang. Maklum divisi food, banyak food property di sini, hehe). Iseng, dia suruh saya buka yahoo dan menyaksikan video. Video tergila ke-2 yang saya lihat setelah video kekerasan cowo pshyco parah ke cewe-nya yang dia tuduh selingkuh. Itu di China, dan video ke-2 yang baru saya saksikan ini juga terjadi di China. Video ketidakprikemanusiaan sejumlah warga China yang acuh terhadap balita yang tertabrak mobil di depan mata mereka.

Sial! Rasanya saya ingin banget datang ke sana dan bejeuk-bejeuk mereka yang acuh itu. Bayi terlindas mobil box, selusin lebih pasang mata melihat dan tidak ada reaksi apapun sama sekali. Nothing at all.

Berita pengantar di viedo itu menjelaskan bahwa mereka diasumsikan takut karna pernah ada kasus seorang pria yang dikenakan hukum pidana lantaran turut campur atas korban kecelakaan. ok. Cukup masuk akal untuk coba membela diri. Tapi ini bukan hanya soal hukum, melainkan soal hati nurani. Bahkan kucing dan anjing saja tidak pantas diperlakukan seperti itu. Ini balita. Anak manusia. He to the Looo . . .

Anda para warga penyaksi kejadian itu di TKP, segeralah luruskan orak kalian, dan bedoalah agar kejadian semacam ini tidak terjadi pada balita Anda.

Jika berlian yang kau bibit, maka berlianlah yang akan kau tambang. Jika kebaikan yang kau bibit, makan kebaikan lah yang akan kau tambang. Begitu sebaliknya.

Friday, September 2, 2011

Deadlina Ooo Deadline

Yak. Deadline yang pernah saya bicarakan di postingan sebelumnya, yaitu sebelum lebaran, sudah lewat. Hari ini tanggal 2 September, H + 2. Sudah lewat sekali memang.

Memasuki bulan Ramadhan, saya memang sudah pesimis. (saat itu) deadline tinggal sebulan lagi, sungguh dekat sekali. Tapi target tak kunjung nampak juga. Diskusi dengan si teman seperjuangan soal deadline ini, apakah deadline dimundurkan atau menyerah dan menerima orang lain yang memang tidak kita suka. Tapi, kami tetap melenggang percaya diri. Deadline masih sebulan lagi. Masih ada waktu. Berjuang untuk mencari target yang cocok dan sesuai keinginan hati.

Saat ini, deadline benar-benar sudah lewat dan target benar-benar tidak tercapai. Oke. Mundur jadwal. Deadline mundur hingga waktu yang tidak ditentukan. Hahaha. Memang aneh, deadline itu mesti punya batas waktu, tapi kita menyelewengkannya. Hehehe. Sudahlah, saya mau santai-santai lagi menikmati libur ini. Oh iya, saya dan segenap keluarga mengucapkan :

HAPPY EID MUBARAK 1432 H. Minal aidzin wal faidzin, mohon maaf lahir dan batin :)